What They Say about Discourse

a type of discourse analytical research that primarily studies the way social power abuse, dominance, and inequality are enacted, reproduced & resisted by text and talk in the social & political context
Teun A. Van Dijk, 1998

Discourse is use of language seen as a form of social practice and discourse analysis is analysis of how texts work within socioculture practice
Norman Fairclough, 1995

Maaf ya ga ditranslate. soalnya takut ada kesalahan pengartian ;p

Pake Analisis Wacana Kritis, yuk!

Semester ini, saya dan teman seangkatan lagi galau-galaunya mengerjakan skripsi. Ada dua hal utama yang membuat kita gamang (gila banget bahasanyablogger-emoticon.blogspot.com ), pertama, usulan masalah yang diajukan terbentur dengan waktu. ya, siapa yang ngga mengejar lulus cepet. bawaannya udah rusuh sendiri kalo liat foto-foto wisudaan udah beredar di jejaring sosial. Kedua, masalah. kenapa giliran dicari si masalah malah ga ketemu. Buntut-buntutnya jadi anak baik yang pindah tongkrongan dari kantin menuju Pusdatin (Pusat Data dan Informasi).

Well, anyway..rencananya skripsi saya akan mengkritisi konten isi media. Novel tepatnya. Awalnya, saat mencari inspirasi dengan melihat skripsi-skripsi milik senior, saya menggunakan metode penelitian kualitatif-semiotika Roland Barthes. Tapi setelah beberapa kali konsultasi dengan dosen, akan lebih baik (katanyaa) kalo pake CDA (Critical Discourse Analysis) atau Analisis Wacana Kritis yang bertolak dari paradigma kritis-nya Karl Marx. Atau ada juga yang bilang masuk ke paradigma konstrutivis. Kalo menurut saya sih, tergantung masalah apa yang diangkat. CMIIW ya, maklum nih..kan masih mahasiswa ;p

Jadi, kalo ada temen-temen yang masih galau belom dapet masalah untuk diusulkan menjadi skripsi, bertanyalah pada diri kalian. Apa kalian tertarik dengan apa yang menjadi konten isi media? khususnya media cetak yang bentuknya bisa artikel/rubrik dalam majalah (it's always possible doing research in fashion magazine, jadi kalian ga perlu tertekan seperti bila membaca majalah Tempo atau Time hehe), Harian, blog, forum dan website atau novel seperti saya. (simpel aja sih, karna saya udah baca novelnya dan saya suka makanya saya cari-cari masalah di situ ;p). Tapi kalo ngga, boleh langsung ditutup window ini. hehehe, tapi jangan dulu yaa...

Penelitian dengan konten tertulis sebagai objeknya biasanya dianjurkan pakai metode Analisis Wacana Kritis. Tapi saya juga sering liat penelitian berita di tv juga menggunakan metode ini. Intinya sih gini, kalo masalah yang diliat (mikro) terhubung dengan sesuatu yang lebih besar (dampaknya ke masyarakat ; Makro), ,maka metode penelitian ini bisa dipilih.

Nah, kalo udah memutuskan pake Analisis Wacana Kritis, singkirin dulu pemikiran kita tentang bahasa sebagai alat transmisi. Karena, kalo judulnya udah ada kritis, pasti ada ideologi yang bisa disingkap. Jadi tata bahasa,pemilihan kata dan kalimat itu ngga pernah netral atau sekedar untuk keindahan.

Kalo kata Fairclough

Dalam semua teks selalu terkandung ideologi, baik yang tampil secara nyata maupun tersembunyi
Ideologi bisa macem macem, kalo yang akhir-akhir ini udah gampang ketebak sih kapitalis. Tapi kalo ada yang mengangkat masalah posisi wanita dalam masyarakat maka ideologi dibalik teks itu adalah Feminisme. Masih ada lagi ideologi-ideologi lain yang bisa diungkap dibalik teks.

Selain itu, syarat penggunaan metode Analisis Wacana Kritis yang paling penting adalah adanya orang, kelompok atau gagasan yang terdominasi atau termarjinalkan. Media kan idealnya covering both sides. Kalo rasa-rasanya ada yang timpang dalam pemberitaan, cuss..niscaya metode ini bisa dipergunakan lebih lanjut. Nah, pelajaran majas macam eufimisme dan deufemsime bisa kepake nih di sini. Soalnya udah rada ngga jaman, memarjinalkan orang, kelompok atau gagasan tertentu pake kalimat langsung.

Selanjutnya blogger-emoticon.blogspot.comEriyanto bilang dalam bukunya (Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media) kalau kekuasaan menjadi bagian yang sentral dalam setiap analisis dengan metode ini. kekuasaan disini bisa bermakna dua; 1. Wacana dapat dipakai untuk memperbesar pengaruh kekuasaan. 2. Kekuasaan yang berbeda dalam masyarakat dapat mempengaruhi siapa yang lebih berperan dalam mendefinisikan wacana, atau wacana mana yang lebih dominan dalam pembicaraan.

Intinya sih, metode penelitian ini ingin mengungkapkan ketidak setaraan dan atau resistensi dalam teks.

Analisis Wacana Kritis memfokuskan diri pada bagaimana struktur wacana di angkat, dilegitimasi, dan direproduksi atau melawan relasi kekuasaan dan dominasi di dalam masyarakat (Teun A. Van Dijk, 1988)
Semoga tulisan ini ada manfaatnya untuk para mahasiswa-mahasiswa seperti saya yang berada pada tingkat akhir tapi masih labil dan galau hidupnya. eaaa. kalo ada yang salah-salah dimaafin ya, dipersilahkan untuk memberi koreksi di kotak komentar yang ada di bawah ini.
ciao!!

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Followers


Recent Comments