The Rise of The New Groupthink

The New Groupthink has overtaken our workplaces, our schools and our religious institutions. Anyone who has ever needed noise-canceling headphones in her own office or marked an online calendar with a fake meeting in order to escape yet another real one knows what I’m talking about. Virtually all American workers now spend time on teams and some 70 percent inhabit open-plan offices, in which no one has “a room of one’s own.” During the last decades, the average amount of space allotted to each employee shrank 300 square feet, from 500 square feet in the 1970s to 200 square feet in 2010.
NYTimes.com




enjoy,anti

Critical Discourse Analysis Journals

ALOHA!!!

err, i should be more..mm..serious in this page. Ehm, well..beberapa hari ini Eriyanto sebagai penulis buku yang jadi rujukan utama saya dalam menulis skripsi dengan metode analisis wacana kritis lagi bikin saya galau. Dia terlihat kurang konsisten dalam penggunaan konsep dalam AWK pendekatan Teun A. Van Dijk. Model van Dijk yang dikenal dengan social cognitive model, punya tiga dimensi yaitu teks, kognitif sosial dan...some books say context and other says social practice. saya bukan orang yang ahli dalam membedakan dua konsep ini. Atau apakah kedua konsep ini sama saja? tapi berhubung saya takut salah tangkep, saya perlu penerangan. Dari penelitian yang udah-udah, hampir semuanya menggunakan konsep konteks. Saya baca buku Analisis Wacana-nya Eriyanto, berkali-kali dan sepertinya juga dia bingung. Karena dia terlihat inkonsisten banget. sekali-sekali dia pake konteks tapi dalam penjelasannya dia bilang analisis sosial.

Kalo ada yang bernasib serupa dengan saya, saya akhirnya nemu beberapa jurnal (walaupun belum ada yang menjelaskan perbedaan 2 konsep tersebut), tapi..hampir semuanya lebih menggunakan konsep context ketimbang social practice..so i would love to share those jounals' link with you..
enjoy,anti

What They Say about Discourse

a type of discourse analytical research that primarily studies the way social power abuse, dominance, and inequality are enacted, reproduced & resisted by text and talk in the social & political context
Teun A. Van Dijk, 1998

Discourse is use of language seen as a form of social practice and discourse analysis is analysis of how texts work within socioculture practice
Norman Fairclough, 1995

Maaf ya ga ditranslate. soalnya takut ada kesalahan pengartian ;p

Pake Analisis Wacana Kritis, yuk!

Semester ini, saya dan teman seangkatan lagi galau-galaunya mengerjakan skripsi. Ada dua hal utama yang membuat kita gamang (gila banget bahasanyablogger-emoticon.blogspot.com ), pertama, usulan masalah yang diajukan terbentur dengan waktu. ya, siapa yang ngga mengejar lulus cepet. bawaannya udah rusuh sendiri kalo liat foto-foto wisudaan udah beredar di jejaring sosial. Kedua, masalah. kenapa giliran dicari si masalah malah ga ketemu. Buntut-buntutnya jadi anak baik yang pindah tongkrongan dari kantin menuju Pusdatin (Pusat Data dan Informasi).

Well, anyway..rencananya skripsi saya akan mengkritisi konten isi media. Novel tepatnya. Awalnya, saat mencari inspirasi dengan melihat skripsi-skripsi milik senior, saya menggunakan metode penelitian kualitatif-semiotika Roland Barthes. Tapi setelah beberapa kali konsultasi dengan dosen, akan lebih baik (katanyaa) kalo pake CDA (Critical Discourse Analysis) atau Analisis Wacana Kritis yang bertolak dari paradigma kritis-nya Karl Marx. Atau ada juga yang bilang masuk ke paradigma konstrutivis. Kalo menurut saya sih, tergantung masalah apa yang diangkat. CMIIW ya, maklum nih..kan masih mahasiswa ;p

Jadi, kalo ada temen-temen yang masih galau belom dapet masalah untuk diusulkan menjadi skripsi, bertanyalah pada diri kalian. Apa kalian tertarik dengan apa yang menjadi konten isi media? khususnya media cetak yang bentuknya bisa artikel/rubrik dalam majalah (it's always possible doing research in fashion magazine, jadi kalian ga perlu tertekan seperti bila membaca majalah Tempo atau Time hehe), Harian, blog, forum dan website atau novel seperti saya. (simpel aja sih, karna saya udah baca novelnya dan saya suka makanya saya cari-cari masalah di situ ;p). Tapi kalo ngga, boleh langsung ditutup window ini. hehehe, tapi jangan dulu yaa...

Penelitian dengan konten tertulis sebagai objeknya biasanya dianjurkan pakai metode Analisis Wacana Kritis. Tapi saya juga sering liat penelitian berita di tv juga menggunakan metode ini. Intinya sih gini, kalo masalah yang diliat (mikro) terhubung dengan sesuatu yang lebih besar (dampaknya ke masyarakat ; Makro), ,maka metode penelitian ini bisa dipilih.

Nah, kalo udah memutuskan pake Analisis Wacana Kritis, singkirin dulu pemikiran kita tentang bahasa sebagai alat transmisi. Karena, kalo judulnya udah ada kritis, pasti ada ideologi yang bisa disingkap. Jadi tata bahasa,pemilihan kata dan kalimat itu ngga pernah netral atau sekedar untuk keindahan.

Kalo kata Fairclough

Dalam semua teks selalu terkandung ideologi, baik yang tampil secara nyata maupun tersembunyi
Ideologi bisa macem macem, kalo yang akhir-akhir ini udah gampang ketebak sih kapitalis. Tapi kalo ada yang mengangkat masalah posisi wanita dalam masyarakat maka ideologi dibalik teks itu adalah Feminisme. Masih ada lagi ideologi-ideologi lain yang bisa diungkap dibalik teks.

Selain itu, syarat penggunaan metode Analisis Wacana Kritis yang paling penting adalah adanya orang, kelompok atau gagasan yang terdominasi atau termarjinalkan. Media kan idealnya covering both sides. Kalo rasa-rasanya ada yang timpang dalam pemberitaan, cuss..niscaya metode ini bisa dipergunakan lebih lanjut. Nah, pelajaran majas macam eufimisme dan deufemsime bisa kepake nih di sini. Soalnya udah rada ngga jaman, memarjinalkan orang, kelompok atau gagasan tertentu pake kalimat langsung.

Selanjutnya blogger-emoticon.blogspot.comEriyanto bilang dalam bukunya (Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media) kalau kekuasaan menjadi bagian yang sentral dalam setiap analisis dengan metode ini. kekuasaan disini bisa bermakna dua; 1. Wacana dapat dipakai untuk memperbesar pengaruh kekuasaan. 2. Kekuasaan yang berbeda dalam masyarakat dapat mempengaruhi siapa yang lebih berperan dalam mendefinisikan wacana, atau wacana mana yang lebih dominan dalam pembicaraan.

Intinya sih, metode penelitian ini ingin mengungkapkan ketidak setaraan dan atau resistensi dalam teks.

Analisis Wacana Kritis memfokuskan diri pada bagaimana struktur wacana di angkat, dilegitimasi, dan direproduksi atau melawan relasi kekuasaan dan dominasi di dalam masyarakat (Teun A. Van Dijk, 1988)
Semoga tulisan ini ada manfaatnya untuk para mahasiswa-mahasiswa seperti saya yang berada pada tingkat akhir tapi masih labil dan galau hidupnya. eaaa. kalo ada yang salah-salah dimaafin ya, dipersilahkan untuk memberi koreksi di kotak komentar yang ada di bawah ini.
ciao!!

Consumer Insight via Ethnography - buku dari Mas Heri

Ethnography adalah sebuah tekhnik riset untuk mencari insights sampai ke akarnya. Dalam buku ini dikatakan bahwa, tekhnik riset ini depruntukkan untuk menjawab pertanyaan “why do people do what they do”, cara untuk mendapatkan datanya tidak hanya dari testimonial responden tapi bias juga ditambah dalam bentuk aktivitas, foto serta produk yang digunakan.

Tekhnik riset ethnography digunakan karena pengalaman konsumen untuk mendapatkan consumer insights jarang bias diperoleh dari riset metode survey. Tugas ethnographer dalam konteks marketing adalah untuk membantu sebuah bisnis untuk mengetahui dinamika konsumen dengan produk dalam kehidupan sehari hari. Untuk melihat lebih dekat lagi pengalaman konsumen dengan produk yang digunakan.

Studi ethnography juga melakukan pendekatan kepadan influencer atau orang orang yang mempengaruhi terciptanya penjualan. Dalam melakukan studi ini, kita harus bisa memetakan siapa siapa saja yang berhubungan dengan proses keputusan pembelian.

Hal penting yang harus diperhatikan oleh ethnographer adalah, bahwa mereka dituntut untuk dapat menerjemahkan costumer needs-beyond their needs. Karena seringkali ditemukan bahwa konsumen tidak selalu tahu apa yang dia mau.

Blue ocean strategy ; value innovation. Pada blue ocean strategy yang dibidik bukanlah peluang yang ada di pasar yang sudah ada, melainkan mencari ruang baru untuk mengembangkan value yang diinovasi tersebut. Dalam strategi ini juga menganut paham cost reduction.

Untuk menciptakan blue ocean strategy, perusahaan harus merubah kurva brandnya. Caranya dengan merekonstruksi nilai/benefit yang ada. Untuk merekonstruksi nilai dibutuhkan four action framework:

1. Eliminate – buang nilai yang tidak perlu, yang membebani biaya produksi tetapi bernilai rendah di mata konsumen

2. Reduce – kurang kadar nilai yang masih dibutuhkan tetapi tidak wajib ditawarkan dalam intensitas setinggi biasa

3. Raise – tingkatkan standar nilai yang sebelumnya tidak mendapat perhatian dari industry, agar mencolok dan berbeda dari standar kategori

4. Create – ciptakan nilai baru yang inovatf yang belum ditawarkan ke industry. (buatlah sesuatu yang inovatif sampai konsumen sendiri tidak terpikir bahwa mereka membutuhkannya)

Tekhnik Ethnography

· Observation – menjadi saksi pada apa yang diamati secara langsung

· Participatory Observation – Ethnographer ikut bersama dalam melakukan kegiatan responden yang ditelitinya

· Non-parcipatory Observation – Ethnographer hanya memperhatikan dan mencatat apa yang terjadi di hadapannya

· Unstructured Interview – wawancara yang bisa dilakukan sambil melihat perkembangan yang terjadi di lapangan secara langsung

· Contextual In-depth Interview – pertanyaan yang diajukan bersifat sangat terbuka dan dilakukan di setting aslinya, di mana konsumen sedsng berada di kesehariannya

· Shadowing/Day-in-the-Life – ethnographer meluangkan waktunya untuk tinggal bersama konsumennya dalam jangka waktu yang panjang untuk lebih memperoleh gambaran secara langsung seperti apa perilaku konsumen dan memperoleh jawaban dari latar belakang perilaku tersebut

· Usability Interview – gabungan antara observasi langsung dan wawancara untuk melihat proses pemkaian produk

· Story Telling – menceritakan sebuah peristiwa dengan bahasa konsumen sendir

· Netnography – Studi ethnography yang pengumpulan datanya didapatkan melalui internet

· Creative Focus Group (CFG) – setting diusahakan senatural mungkin

· Subject Diaries – Responden dibekali buku harian untuk mencatat segala kegiatannya terutama yang berkaitan dengan produk

· Activity Session – eksplorasi pengalaman yang dibagi menjadi berbagai sesi menurut pihak pihak yang berkaitan dengan produk

udah kaya tugas kuliah kan, padahal tulisan ini saya buat ringkasannya saat saya lagi magang heheh
enjoy,anti

posted under | 1 Comments

Konsep Habermas Tentang Pengetahuan

Dalam Teks Pidato Knowledge and Human Interests

Tesis Pertama
: Pencapaian subjek transedental memiliki dasar dalam sejarah alam spesies manusia. Dapat dikatakan bahwa pengetahuan yang bisa melampauidata konkret (transedental) itu tidak berasal dari langit. Namun melalui proses evolusi manusia.

Tesis Kedua : Pengetahuan berlaku sebagai alat pertahanan diri sekaligus melampaui pertahanan diri. contoh : pengetahuan kita pelajari agar kita dapat bertahan hidup, namun dengan mempelajari pengetahuan tersebut pula maka kita dapat mempertanyakan "mengapa kita harus bertahan hidup"

Tesis Ketiga : Kepentingan kognitif manusia sebagai spesies sejak awal terwujud dalam tiga medium organisasi sosial, yaitu kerja, bahasa dan kekuasaan. ketiga medium itu secara hakiki memiliki fungsi pertahanan diri atau penjagaan kelangsungan hidup bangsa manusia. contoh; Bahasa: Pengetahuan kita dapatkan dari bahasa yang dituturkan atau yang kita tuturkan (belajar di sekolah atau perkuliahan). Kerja : Petani mengajarkan ilmu menanam padi tidak dengan membahasakannya, namun mencontohkannya dengan mengerjakan pekerjaan tersebut, berbeda dengan insinyur pertanian yang mengajarkan dengan buku atau ceramah. (padahal mungkin mereka berdua sama jagonya dalam bidang pertanian)

Tesis Keempat : dalam kekuatan refleksi diri, pengetahuan dan kepentingan adalah satu. contoh : saya memiliki pengetahuan tentang periklanan (pengetahuan tersebut saya dapatkan dari bahasa yang disampaikan dosen dosen saya, atau yang saya baca dari buku) itu dapat menjadi bahan pertimbangan saya untuk memilih advertising agency sebagai tempat saya bekerja. pertimabangan lainnya adalah kepentingan saya, yang menginginkan bekerja dekat dengan rumah (misal, Ad Agency tersebut dekat dgn rumah saya). maka pengetahuan dan kepentingan saya tersebut menyatu untuk bahan pemikiran saya dalam menentukan diamana saya ingin bekerja nanti.

Tesis Kelima : kesatuan antara pengetahuan dan kepentingan dapat dibuktikan dalam suatu dialektika yang memiliki jejak sejarahnya dari dialog yang ditindas dan merekonstruksi apa yang telah ditindas. kesatuan antara pengetahuan dan kepentingan tampak dalam usaha manusia dalam sejarah untuk mencapai konsensus itu melalui dialog, penindasan dialog, dan pada gilirannya, melalui tafsiran atau refleksi atas dialogyang ditindas.


Menuju Masyarakat Komunikatif
F.Budi Hardiman
enjoy,anti

posted under | 1 Comments

Approaching the Market

Ada dua cara dalam mendekati market yang dituju dalam mengiklankan produk.

  1. Undifferentiated or Market aggregation strategy
saat planner melakukan memperlakukan target marketnya secara homogen, mengabaikan segala perbedaan yang ada dalam target market dan hanya menerapkan hanya satu strategi untuk mendekati sebanyak banyak target market tersebut maka ini dikenla dengan Undifferentiated atau aggregation strategy, atau kalau diartiin strategi yang tidak membedakan atau mengumpulkan menjadi satu. strategi ini biasanya digunakan jika perusahaan kekurangan sumberdaya untuk mendekati segmen target yang beragam. untuk produk produk dengan market yang luas untuk disama ratakan, pendekatan ini sangat lumrah digunakan. seperti produk roti atau air mineral dalam kemasan yang tidak memerlukan detail psikografi seperti pria wanita dewasa yang senang minum daro botol yang berbentuk prisma atau anak anak aktif yang menginginkan roti dengan ukuran tidak lebih dari ibu jarinya.


2. Market Segmentation

pendekatan market ini yang sekarang lebih sering digunakan. seperti yang sudah diketahui bahwa cara terbaik untuk medekati market adalah dengan mengerti bahwa setiap orang itu berbeda kebutuhan dan keinginannya. Marketer membagi bagi market heterogen menjadi segmen segemen segmen yang saling mendekati, setelah itu mengidentifikasi, mengevaluasi lalu menentukan target market yang memiliki kemiripan kebutuhan dan karakteristik yang 'dengan senang hati' menerima produk yang akan dipasarkan. dengan menggunakan segmentation approach, sebuah perusahaan dapat dengan tepat mencocokan kebutuhan dan keinginan dari konsumen dan meghasilkan penambahan penjualan.


contoh penerapannya dilakukan oleh soft drink, well sebut saja Coca Cola dan Pepsi. blogger-emoticon.blogspot.com
Dulu Coca Cola cuma ada satu macem aja, dan begitupula Pepsi (yang dulu warnanya cuma item doag).


Kedua perusahaan tersbut tadinya mendekati target marketnya dengan pendekatan undifferentiated strategy . mereka berdua menyama ratakan selera dan kebutuhan target marketnya. tetapi seiring perkembangannya, dimana produk produk serupa mulai bermunculan dan menawarkan sesuatu yang berbeda, mereka merubah pendekatannya dengan market segmentation dan munculah Coca cola Diet, Coca Cola Diet, Pepsi Vanilla, Pepsi Diet and the most popular Pepsi Blue (sekarang minuman cola ga harus berwarna hitam, and its clear to see that they didnt change the market approach because they have a bad dream in the other night). dengan pendekatan ini, perusahaan 'dibiarkan' untuk mentargetkan iklannya lebih spesifik lagi.
Coca Cola Diet untuk wanita yang tak ingin gemuk, Coca Cola Zero untuk anak anak muda takut kena diabetes, Pepsi Twist untuk dinikamti panas panas karena dicampur dengan lime, dan Pepsi Blue untuk mereka yang menyukai rasa yang lebih manis.




So, do you still think that Coca Cola or Pepsi really care about your DIET??


enjoy,
anti

Postingan Lama

Followers


Recent Comments