Consumer Insight via Ethnography - buku dari Mas Heri

Ethnography adalah sebuah tekhnik riset untuk mencari insights sampai ke akarnya. Dalam buku ini dikatakan bahwa, tekhnik riset ini depruntukkan untuk menjawab pertanyaan “why do people do what they do”, cara untuk mendapatkan datanya tidak hanya dari testimonial responden tapi bias juga ditambah dalam bentuk aktivitas, foto serta produk yang digunakan.

Tekhnik riset ethnography digunakan karena pengalaman konsumen untuk mendapatkan consumer insights jarang bias diperoleh dari riset metode survey. Tugas ethnographer dalam konteks marketing adalah untuk membantu sebuah bisnis untuk mengetahui dinamika konsumen dengan produk dalam kehidupan sehari hari. Untuk melihat lebih dekat lagi pengalaman konsumen dengan produk yang digunakan.

Studi ethnography juga melakukan pendekatan kepadan influencer atau orang orang yang mempengaruhi terciptanya penjualan. Dalam melakukan studi ini, kita harus bisa memetakan siapa siapa saja yang berhubungan dengan proses keputusan pembelian.

Hal penting yang harus diperhatikan oleh ethnographer adalah, bahwa mereka dituntut untuk dapat menerjemahkan costumer needs-beyond their needs. Karena seringkali ditemukan bahwa konsumen tidak selalu tahu apa yang dia mau.

Blue ocean strategy ; value innovation. Pada blue ocean strategy yang dibidik bukanlah peluang yang ada di pasar yang sudah ada, melainkan mencari ruang baru untuk mengembangkan value yang diinovasi tersebut. Dalam strategi ini juga menganut paham cost reduction.

Untuk menciptakan blue ocean strategy, perusahaan harus merubah kurva brandnya. Caranya dengan merekonstruksi nilai/benefit yang ada. Untuk merekonstruksi nilai dibutuhkan four action framework:

1. Eliminate – buang nilai yang tidak perlu, yang membebani biaya produksi tetapi bernilai rendah di mata konsumen

2. Reduce – kurang kadar nilai yang masih dibutuhkan tetapi tidak wajib ditawarkan dalam intensitas setinggi biasa

3. Raise – tingkatkan standar nilai yang sebelumnya tidak mendapat perhatian dari industry, agar mencolok dan berbeda dari standar kategori

4. Create – ciptakan nilai baru yang inovatf yang belum ditawarkan ke industry. (buatlah sesuatu yang inovatif sampai konsumen sendiri tidak terpikir bahwa mereka membutuhkannya)

Tekhnik Ethnography

· Observation – menjadi saksi pada apa yang diamati secara langsung

· Participatory Observation – Ethnographer ikut bersama dalam melakukan kegiatan responden yang ditelitinya

· Non-parcipatory Observation – Ethnographer hanya memperhatikan dan mencatat apa yang terjadi di hadapannya

· Unstructured Interview – wawancara yang bisa dilakukan sambil melihat perkembangan yang terjadi di lapangan secara langsung

· Contextual In-depth Interview – pertanyaan yang diajukan bersifat sangat terbuka dan dilakukan di setting aslinya, di mana konsumen sedsng berada di kesehariannya

· Shadowing/Day-in-the-Life – ethnographer meluangkan waktunya untuk tinggal bersama konsumennya dalam jangka waktu yang panjang untuk lebih memperoleh gambaran secara langsung seperti apa perilaku konsumen dan memperoleh jawaban dari latar belakang perilaku tersebut

· Usability Interview – gabungan antara observasi langsung dan wawancara untuk melihat proses pemkaian produk

· Story Telling – menceritakan sebuah peristiwa dengan bahasa konsumen sendir

· Netnography – Studi ethnography yang pengumpulan datanya didapatkan melalui internet

· Creative Focus Group (CFG) – setting diusahakan senatural mungkin

· Subject Diaries – Responden dibekali buku harian untuk mencatat segala kegiatannya terutama yang berkaitan dengan produk

· Activity Session – eksplorasi pengalaman yang dibagi menjadi berbagai sesi menurut pihak pihak yang berkaitan dengan produk

udah kaya tugas kuliah kan, padahal tulisan ini saya buat ringkasannya saat saya lagi magang heheh
enjoy,anti

posted under | 1 Comments

Konsep Habermas Tentang Pengetahuan

Dalam Teks Pidato Knowledge and Human Interests

Tesis Pertama
: Pencapaian subjek transedental memiliki dasar dalam sejarah alam spesies manusia. Dapat dikatakan bahwa pengetahuan yang bisa melampauidata konkret (transedental) itu tidak berasal dari langit. Namun melalui proses evolusi manusia.

Tesis Kedua : Pengetahuan berlaku sebagai alat pertahanan diri sekaligus melampaui pertahanan diri. contoh : pengetahuan kita pelajari agar kita dapat bertahan hidup, namun dengan mempelajari pengetahuan tersebut pula maka kita dapat mempertanyakan "mengapa kita harus bertahan hidup"

Tesis Ketiga : Kepentingan kognitif manusia sebagai spesies sejak awal terwujud dalam tiga medium organisasi sosial, yaitu kerja, bahasa dan kekuasaan. ketiga medium itu secara hakiki memiliki fungsi pertahanan diri atau penjagaan kelangsungan hidup bangsa manusia. contoh; Bahasa: Pengetahuan kita dapatkan dari bahasa yang dituturkan atau yang kita tuturkan (belajar di sekolah atau perkuliahan). Kerja : Petani mengajarkan ilmu menanam padi tidak dengan membahasakannya, namun mencontohkannya dengan mengerjakan pekerjaan tersebut, berbeda dengan insinyur pertanian yang mengajarkan dengan buku atau ceramah. (padahal mungkin mereka berdua sama jagonya dalam bidang pertanian)

Tesis Keempat : dalam kekuatan refleksi diri, pengetahuan dan kepentingan adalah satu. contoh : saya memiliki pengetahuan tentang periklanan (pengetahuan tersebut saya dapatkan dari bahasa yang disampaikan dosen dosen saya, atau yang saya baca dari buku) itu dapat menjadi bahan pertimbangan saya untuk memilih advertising agency sebagai tempat saya bekerja. pertimabangan lainnya adalah kepentingan saya, yang menginginkan bekerja dekat dengan rumah (misal, Ad Agency tersebut dekat dgn rumah saya). maka pengetahuan dan kepentingan saya tersebut menyatu untuk bahan pemikiran saya dalam menentukan diamana saya ingin bekerja nanti.

Tesis Kelima : kesatuan antara pengetahuan dan kepentingan dapat dibuktikan dalam suatu dialektika yang memiliki jejak sejarahnya dari dialog yang ditindas dan merekonstruksi apa yang telah ditindas. kesatuan antara pengetahuan dan kepentingan tampak dalam usaha manusia dalam sejarah untuk mencapai konsensus itu melalui dialog, penindasan dialog, dan pada gilirannya, melalui tafsiran atau refleksi atas dialogyang ditindas.


Menuju Masyarakat Komunikatif
F.Budi Hardiman
enjoy,anti

posted under | 1 Comments

Approaching the Market

Ada dua cara dalam mendekati market yang dituju dalam mengiklankan produk.

  1. Undifferentiated or Market aggregation strategy
saat planner melakukan memperlakukan target marketnya secara homogen, mengabaikan segala perbedaan yang ada dalam target market dan hanya menerapkan hanya satu strategi untuk mendekati sebanyak banyak target market tersebut maka ini dikenla dengan Undifferentiated atau aggregation strategy, atau kalau diartiin strategi yang tidak membedakan atau mengumpulkan menjadi satu. strategi ini biasanya digunakan jika perusahaan kekurangan sumberdaya untuk mendekati segmen target yang beragam. untuk produk produk dengan market yang luas untuk disama ratakan, pendekatan ini sangat lumrah digunakan. seperti produk roti atau air mineral dalam kemasan yang tidak memerlukan detail psikografi seperti pria wanita dewasa yang senang minum daro botol yang berbentuk prisma atau anak anak aktif yang menginginkan roti dengan ukuran tidak lebih dari ibu jarinya.


2. Market Segmentation

pendekatan market ini yang sekarang lebih sering digunakan. seperti yang sudah diketahui bahwa cara terbaik untuk medekati market adalah dengan mengerti bahwa setiap orang itu berbeda kebutuhan dan keinginannya. Marketer membagi bagi market heterogen menjadi segmen segemen segmen yang saling mendekati, setelah itu mengidentifikasi, mengevaluasi lalu menentukan target market yang memiliki kemiripan kebutuhan dan karakteristik yang 'dengan senang hati' menerima produk yang akan dipasarkan. dengan menggunakan segmentation approach, sebuah perusahaan dapat dengan tepat mencocokan kebutuhan dan keinginan dari konsumen dan meghasilkan penambahan penjualan.


contoh penerapannya dilakukan oleh soft drink, well sebut saja Coca Cola dan Pepsi. blogger-emoticon.blogspot.com
Dulu Coca Cola cuma ada satu macem aja, dan begitupula Pepsi (yang dulu warnanya cuma item doag).


Kedua perusahaan tersbut tadinya mendekati target marketnya dengan pendekatan undifferentiated strategy . mereka berdua menyama ratakan selera dan kebutuhan target marketnya. tetapi seiring perkembangannya, dimana produk produk serupa mulai bermunculan dan menawarkan sesuatu yang berbeda, mereka merubah pendekatannya dengan market segmentation dan munculah Coca cola Diet, Coca Cola Diet, Pepsi Vanilla, Pepsi Diet and the most popular Pepsi Blue (sekarang minuman cola ga harus berwarna hitam, and its clear to see that they didnt change the market approach because they have a bad dream in the other night). dengan pendekatan ini, perusahaan 'dibiarkan' untuk mentargetkan iklannya lebih spesifik lagi.
Coca Cola Diet untuk wanita yang tak ingin gemuk, Coca Cola Zero untuk anak anak muda takut kena diabetes, Pepsi Twist untuk dinikamti panas panas karena dicampur dengan lime, dan Pepsi Blue untuk mereka yang menyukai rasa yang lebih manis.




So, do you still think that Coca Cola or Pepsi really care about your DIET??


enjoy,
anti

Evolution of The Media Process

The "Strategic and Investment" Concept

(taken from MAXUS training slide 2009)


Strategic Media Planning : Long Term, Effectiveness Biased

Investment :Short Term, Efficiency Biased



Advertising : Paid nonpersonal communication from an identified sponsor using mass media to persuade or influence an audience

posted under | 0 Comments

Effective Ads, Guys!!!

apa dan bagaimanakah iklan yang efektif itu??


Apa? iklan yang efektif adalah iklan yang membantu pengiklan nge-reach goals -nya.

Bagaimana? melalui 3 elemen iklan efektif ;

  • Strategy (Objectives, Target Audience (TA), Message, Media)
  • Creativity (grabs attention & Stuck it into TA's memory)
  • Execution
Objectives??
ada dua perspektif objektif ; Konsumen & Pengiklan

Objektif konsumen
  • berhubungan dengan kebutuhan pribadi dengan informasi yang relevan tentang bagaimana menyanggupi kebutuhan tersebut
  • Iklan mungkin akan memperkuat keputasan pembelian produknya dan mengingatkanya bagaimana kebutuhannya telah tercukupi
Objektif Pengiklan
  • pengiklan menginginkan konsumen untuk membeli dan terus membeli
  • consumer action = gain attention
  • mempertahankan perhatian konsumen selama mungkin
  • merubah Purchasing behaviour
  • membuat konsumen mencoba produknya
  • membuat konsumen setia dan bertahan pada produknya.
Objektif pengiklan berangkat dari objektif marketing, tidak hanya terfokus pada penjualan namun bisa juga untuk mengambil perhatian, membentuk pengakuan nama, membangung pemahaman dari produk/ servis yang diiklankan.


What you say comes from Strategy, whereas how you say it is product of creativity and execution

No Woman No Cry

Kelas Studi Media saya masih membahas Cultural Studies, tapi kali ini sedikit berbeda dengan apa yang udah dijelasin sama Habermas, Gramsci dkk. Kali ini Cultural Studies dilihat budaya Anglo - Saxon (British). singkatnyaaaa, cultural studies dapat dianalisis dari kritik sastra (menganalisis lirik lagu, nove,film dll) kenapa kritik sastra?? karena orang inggris selain gemar minum teh sore sore, mereka juga senang mambaca literatur. bahkan perkembangan chicklit pun berawal dari inggris. dan dalam kesempatan tadi pagi, kita ditanya tentang apa maksud dari lagu No Woman No Cry. dengan kerennya saya jawab "ga ada pacar gapapa" *sok tau tingkat tinggi* dengerin lagunya aja baru versi yang bossa doang. dosen saya ketawa dan bilang coba cari lirik lagunya..

dan sekarang saya mencari..

Oh-oh-oh-ohhhh
 
No woman, no cry
No woman, no cry
No woman, no cry
No woman, no cry
 
 
Say, Say,
Say, I remember when we used to sit
In a government yard in Trenchtown
Ob-ob-Observing the hypocrites
As they would mingle with the good people we meet
Good friends we have
Oh, good friends we have lost
Along the way
In this great future,
You can't forget your past
So dry your tears, I say
 
 
No woman no cry
No woman no cry
Little darling, don't shed no tears
No woman no cry
 
 
Said I remember when we use to sit
In the government yard in Trenchtown
And then Georgie would make the fire lights
while the log wood burnin through the night
Then we would cook cornmeal porridge
Of which I'll share with you
My feet is my only carriage
And so I've got to push on through,
Oh, while I'm gone
 
Everything 's gonna be all right
Everything 's gonna be all right
 
No woman no cry
No woman no cry
 
Woman and sister
Don't shed no tears
No woman no cry 



Mmmm, jadi ini tentang kritik social ya?? Kalo menurut sejarahnya tecipta lagu ini, dulu ada demo besar besaran oleh orang Jamaica (yang disini sebagai kelas pekerja) dan ternyata ada temennya Marley yang menjadi korban.  Kalo dalam bahasa Jamaican – English , no woman no cry diartikan don’t, woman.. don’t cry. Kalo di Indonesiain jadi Jangan Perempuan..jangan menangis (atas kehilangan teman yang ikut berdemo disana).

Jauh ya, dari "ga ada pacar gapap"a. Terus apa kabarnya yang kalo lagi jomblo pengennya dengerin lagu ini?? Jadi theme song patah hati??

Salah..hahaha

Lalu dosen saya menjelaskan bahwa ada perbedaan pemaknaan pada setiap orang. kalau kasus saya yang mengartikan No Woman No Cry secara harafiah tanpa melihat keseluruhan lirik lagu terlebih dahulu, dalam konsep encoding – decoding saya menjadi orang yang melakukan rogue reading (mengartikan pesannya berbeda *kasus saya sangat jauh* dengan arti pesan itu sebenernya).

Saat itu Marley dan teman temannya melakukan resistensi terhadap kaum dominant karena mereka benar benar diperbudak disana. Selain dengan demo yang diceritakan oleh Marley dalam lagu di atas, mereka menyuarakan resistensinya dengan musik regae, rambut gimbal, gelang merah, kuning, hijau. Tapi selanjutnya yang kita lihat (di Indonesia) core Rastafaria itu hilang. Somehow yang terlihat, regae itu rasta (ganja), aliran musik yang ngegitar santai santai di pinggir pantai dan benderanya saja. Mungkin tidak semua orang yang mencintai musik ragae itu mengetahui ada nilai resistensi di setiap bait musiknya. Pengemasan oleh media yang membawa ragae ke seluruh dunia justru sepertinya yang bertanggung jawab atas hilangnnya nilai resistensi tersebut. Kita hanya melihat ragae hanya sebagai aliran musik and worse..fashion.

Terkadang hal hal seperti itu masuk dengan menyesuaikan dengan budaya local yang mendasar, tapi sangat mungkin hilangnya nilai nilai resistensi adalahdengn campur tangan kaum dominant yang merasa terancam dengan pergerakan yang dilakukan oleh para Rastafarian tersebut.

Dengan mendalami Cultural Studies dapat kita lihat bahwa Resistensi itu mungkin terjadi. Bahwa para proletar atau kelas pekerja tidak selamanya bias didominasi oleh kaum dominant. Dan analisis itulah yang dipelajari dalam Studi Media.


posted under | 2 Comments

Resume Menuju Masyarakat Komunikatif s/d Bagian 1

Perspektif Umum

Habermas dan Masyarakat yang Komunikatif

Habermas beranggapan bahwa Paradigma Filsafat Kedaran atau Rasio yang berpusat pada subjek adalah segala bentuk pemikiran yang menempatkan kenyataan (baik masyarakat maupun alam yang dipandang sebagai objek). Pandangan ini dinilai memiliki segala kecenderunga objektivisme dan positivisme bukan hanya dalam filsafat modern, melainkan juga dalam ilmu-ilmu social kemanusiaan yang diturunkannya.

Habermas paling jelas dan tegas memperlihatkan maksud dan posisi dalam program teori Kritisnya di tengah filsafat dan ilmu ulmu social dewasa ini. Teori kritis, mengkritik tiga aliran pertama (neo-positivisme, fenomenologi,hermeneutic) dan mencoba menjernihkan kesalahpahaman tentang masyarakat yang menjadi asumsi dasar ketiganya.

Tujuan dari Teori Kritis menurut Habermas adalah untuk mengarahkan perkembangan politik, ilmu pengetahuan, masyarakat dan kebudayaan dan yang terutama adalah membentuk sebuah masyarakat yang komunikatif.

Teori Krisis Mazhab Frankfurt

Jurgen Habermas tampil sebagai pembaharu teori Kritis saat Mazhab Frakfurt mengalami kemacetan program (tertutupnya ruang untuk kritik social karena dominasi sudah menjadi total). Habermas mengatakan bahwa para pendahulunya memiliki kelemahan epistimolis. Lalu ia memberi sebuah pemecahan mendasar yang sangat berguna dengan membentuk sebuah paradigma baru.

Habermas dan Pergeseran ke Paradigma Komunikasi

Saya belum begitu paham dengan konsep Praksis yang dalam buku ini diartikan sebagai konsep sentral dalam tradisi filsafat kritis; tindakan dasar manusia sebagai makhluk social dan diterangi oleh kesadaran rasional. Sedangkan Marx menyempitkan praksis pada kerja yang lalu dianggap sebagai kelemahan oleh Habermas karena Marx dan beberapa tokoh Kritis lain tidak hanya mengartikan praksis sebagai kerja tapi juga mengatakan bahwa rasionalitas sebagai penaklukan, kekuasaan atau yang sering disebut “rasio yang berpusat pada subjek”.

Teori Kritis dengan Paradigma Komunikasi

Habermas tidak hanya berpendapat bahwa paham kebebasan-nilai ilmu-ilmu sosial itu keliru dan berbahaya, tapi juga memperlihatkan bahwa tujuan ilmu-ilmu kritis dengan tujuan emansipatorisnya membantu masyarakat untuk mencapai otonomi dan kedewasaan(Mündigkeit). Hal tersebut juga berhubungan dengan konsesus bebas dominasi yang dibentuk oleh validity claims yang dipandang rasional dan akan diterima tanpa paksaan.

· ‘klaim kebenaran’(truth) yakni kesepakatan tentang dunia alamiah dan objektif

· ‘klaim ketepatan’ (rightness) yakni kesepakatan tentang norma-norma dalam dunia sosial

· ‘klaim autensitas atau kejujuran’(sincerity) yakni kesepakatan tentang kesesuaian antara dunia batiniah dan ekspresi seseorang

· ‘klaim komprehensibilitas’(comprehensibility) dicapai apabila kita telah mencapai kesepakatan klaim-klaim di atas

Setiap komunikasi yang efektif harus mencapai ‘kompetensi komunikatif’ tersebut.

Masyarakat komunikatif bukanlah masyarakat yang melakukan lewat kekerasan, melainkan lewat ‘argumentasi’. Habermas membedakan argumentasi menjadi diskursus/perbincangan(discourse) dan kritik. Disebut diskursus kalau mengandaikan kemungkinan untuk mencapai konsensus rasional. Meskipun dimaksudkan untuk konsensus, komunikasi juga bisa terganggu, sehingga kita tak perlu mengandaikan konsensus. Dalam hal ini, Habermas berbicara tentang kritik. Ada dua macam kritik, yakni ‘kritik estetis’ yang mempersoalkan kesesuaiannya dengan penghayatan dunia batiniah dan ‘kritik terapeutis’, yakni menyingkapkan penipuan-diri masing-masing pihak yang berkomunikasi.

Teori Perkembangan Masyarakat dengan Paradigma Komunikasi

Dalam Essai yang berjudul Max Waber’s Theory Of Rationalization , Habermas menjelaskan bagaimana modernisasi diproyekkan oleh masyarakat kapitalis itu mengarah pada totalita vianisme birokratis dan teknologis demi akumulasi modal. Habermas menunjukkan bahwa proyek moderniatas telah menindas dan meniadakan unsure komunikatif dalam masyarakat. Habermas memperlihatkan bahwa modernitas kapitalis adalah bentuk terdistorsi dari proyek modernitas karena ia mereduksi komunikasi pada kerja social.

Lalu ia mengkritik matrealisme Marx. Ia menjelaskan bahwa masyarakat pada hakikatnya komunikatif, dan yang menetukan perubahan social bukanlah semata mata perkembangan kekuatan produksi atau teknologi, melainkan proses belajar dalam dimensi praktis-etis.

Kritik Habermas atas Masyarakat Dewasa ini

Habermas beranggapan bahwa kekuasaan harus dicerahi dengan diskusi rasional yang bersifat public agar para anggota masyarakat dapat erpartisipasi aktifdalam menentukan perkembangan politis, termasuk mengarahkan kemajuan teknis masyarakat.

Habermas mencoba memadukan dua paradigma ilmu social yaitu “paradigma dunia0kehidupan” dan “paradigma system” ; bahwa masyarakat jangan dilihat sebagai system administrasi dan ekonomi, melainkan juga sebagai solidaritas budaya atau komunitas

Diskusi dengan Postmodernisme

Habermas berpegang teguh pada pendiriannya, yakni bahwa modernitas kapitalis adalah modernitas yang terdistorsi, sebuah dialektika pencerahan, dan cacat ini hanya bias diatasi dengan pencerahan lebih lanjut atau tindakan komunikatif, yakni berupa negasi terhadap rasio yang berpusat pada subjek. Modernitas adalah proyek yang belum selesai menurutnya, berbeda dengan pandangan postmodern yang mengumumkan berakhirnya masa modernitas.

Bagia 1

Sekitar Teori Kritik Masyarakat

Diawali dengan perdebatan Mazhab Franfurt yang memilik pokok persoalan : apakah ilmu ilmu social itu bebas-nilai seperti ilmu ilmu alam? Positivisme menajawab dengan; jika ilmu social ingin berlaku sebagai ilmu pengetahuan, maka ia harus menghasilkan hukum hokum umum dan prediksi prediksi ilmia seperti ilmu alam. Untuk tujuan itu , riset social harus menghasilkan deskripsi dan penjelasan ilmiah yang tidak memihak dan memberi penilaian apapun.

Fenomenologi oleh Husserl melontarkan kritik terhadap ilmu pengetahuan modern : pertama,ilmu pengetahuan jatuh pada objektivisme (melihat dunia sebagai susunan fakta objektif), Kedua,kesadaran manusia atau subjek ditelan oleh tafsiran objektivitas tersebut, terakhir, teori sejati (tradisi pemikiran barat) adalah teori yang dihasilkan dari pembersihan pengetahuan dari kepentingan. Menurut pandangan Husserl krisis ilmu pengetahuan dikarnakan kesalahpahaman disiplin ilmiah mengenai konsep teori sejati.

Apa yang ingin dicapai ilmu pengatahuan adalah sebuah penjelasan ilmiah yang bersih dari kepentingan subjektif penelitinya (teori murni). Menurut Habermas konsep itu adalah sebuah ilusi yang berbahaya. Sebab dengan menyembunyikan kaitan pengetahuan dan kepentingan dan mengklaim dirinya objektif, ilmu pengetahuan justru melaksanakan kepentingannya. Teori Kritis bertugas menunjukkan kepentingan itu.

posted under | 0 Comments

Advertising Techniques (ATL - BTL - TTL)

Buat temen temen yang belum sempet nyari nyari tentang Above the Line, Below the Line dan Trough the Line, ini sedikit sedikit yang saya tahuuu..


Above the Line (ATL) itu bahasa gampangnya adalah Advertising melalui media seperti TV, Radio, Print Ad (surat kabar, majalah, tabloid dll), banner pada web, bahkan Advertising di search engine kaya google dan Film. tepi penyampaian pesannya lebih konvensional dan lebih efektif bila target grupnya sangat besar dan sulit untuk didefinisikan (pembagian SES, Demografi atau Psychografi).

Below the Line (BTL) - Sales Promotion merupakan insentif agar konsumen membeli baik saat itu juga atau nanti. biaya yang dikeluarkan cenderung lebih murah daripada ATL dan lebih efektif pada target yang lebih spesifik. BTL melakukan strategi membangun brand yang tidak konvensional dan direct. bentuk advertising BTL seperti direct mail dan e-mail. tekhnik ini cocok digunakan pada produk produk yang efektif bila diberikan informasi secra langsung (daripada membiarkan konsumen mencari tahu sendiri produk produk yang akan ia beli). Fokus BTL adalah membuat calon konsumen untuk mengingat merek dan menonjolkan kelebihan kelebihan produk. BTL juga cocok untuk produk yang sedang dalam percobaan (tester)

Trough the Line (TTL) - Integrated Communication Approach adalah rancangan pengiklanan yang menggabungkan ATL dan BTL. ada kegiatan ATL yang mengandung unsur BTL dan juga sebaliknya. contoh pengiklanan ATL yang mengandung unsur BTL adalah Print Ad yang sering menyertakan sample produk yang diiklankan (iklan shampo atau sabun). sedangkan untuk BTL yang mengandung unsur ATL adalah activation atau event event untuk menunjang promosi produk yang sering kali diiklankan di media (iklan rumah cantik Citra di TV).

seperti biasa, kalo ada yang kurang tapat tolong dikomentarin yaaaa....

Rayakan Pemilu Raya Mankom 2010


#VoteAdjieSangJuara


#VoteDodyForHimaLbhSenang


#Ve3rinaForMoreAction



#Mankom..lets hit fikom with our purple spirit!!!

im telling you, those are the great people and you know you should vote!!!

me still confuse,haha..eager to know the final result!

im celebrating..#rayakanpemilurayamankom !!!


jangan lupa ya sambil nyanyi marsnyaaa


http://www.facebook.com/notes/kinanti-desyva/mars-mankom/378382882414

Strategic or Media Planner???

saya suka mendapat pertanyaan apa sih bedanya strategic planner sama media planner?

saya juga bingung, haha 2 bulan saya magang, saya belum ngerti bedanya. mungkin karna di kantor saya waktu itu emang ga ada strategic plannernya kali ya..

tapi tadi pagi saya kebangun terus kepikiran apa bedanya, iseng 2 wiki-ing dan ini kata diaa :

  • Strategic Planner

Strategic planning is an organization's process of defining its strategy, or direction, and making decisions on allocating its resources to pursue this strategy, including its capital and people. Various business analysis techniques can be used in strategic planning, including SWOT analysis (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats ), PEST analysis (Political, Economic, Social, and Technological), STEER analysis (Socio-cultural, Technological, Economic, Ecological, and Regulatory factors), and EPISTEL (Environment, Political, Informatic, Social, Technological, Economic and Legal).

Strategic planning is the formal consideration of an organization's future course. All strategic planning deals with at least one of three key questions:

1. "What do we do?"

2. "For whom do we do it?"

3. "How do we excel?"

In business strategic planning, the third question is better phrased "How can we beat or avoid competition?". (Bradford and Duncan, page 1).

(http://en.wikipedia.org/wiki/Strategic_planning)

kalo menurut buku Advertising : principle & Practice (Wells Burnett Moriarty)

Strategic Planning is the process of determining objectives (what you want to accomplish), deciding on strategies (how to accomplish the objectives), and implementing the tactics (which make the plan come to life). An objective is a goal to be accomplished (the destinantion). A strategy is the means by which the objectives is accomplished ( the route to the destination).

berarti kalo strategic planner orang orang yang mikirin apa yang akan perusahaan itu lakukan, untuk siapa mereka melakukan pekerjaan itu, bagaimana mereka bisa unggul dan bagaimana mereka akan mengalahkan atau mencegah kompetisi.

  • Media Planner

Media Planner is a job title in an advertising agency or media planning and buying agency[1], responsible for selecting media for advertisement placement on behalf of their clients. The main aim of a Media Planner is to assist their client in achieving business objectives through their advertising budgets by recommending the best possible use of various media platforms available to advertisers[2]. Their roles may include analyzing target audiences, keeping abreast of media developments, reading market trends and understanding motivations of consumers (often including psychology and neuroscience).

(http://en.wikipedia.org/wiki/Media_planner)

again, kalo menurut buku Advertising : principle & Practice (Wells Burnett Moriarty)

Media Planning is the process of determining how to use time and space to achieve advertising objectives. one of those objectives is always to place the advertising message before a target audience. Media Planning demands the biggest portions of the advertiser's budget.

jadi Media Planner itu lebih ke pesan/ iklan yang mau dilepas ke target audience. dia yang ngabisin budget deh pokoknya (kata beberapa orang kantor saya dulu). dia yang nentuin mau dipasang dimana iklannya, lewat media apa aja (tv, majalah, internet, billboard dll). biar achieve, dia musti bisa membaca tren dan motivasi konsumen (jadi inget kuliah Managemen Bisnis Medianya Pak Rakhman kan??) dan dia musti up to date banget sama perkembangan media.

ternyata mereka berdua beda banget yaaaaa...



blogger-emoticon.blogspot.com

hehehe..semoga bermanfaat ya temen temen!!



Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Followers


Recent Comments